Usaha saya menghindar dari Abdul Jalil pasca RTAR gagal sudah. Dia
memergoki saya sedang bermain di rental PS langganan saya. Bukan apa-apa tetapi
dia sedang gandrung membicarakan tentang terpilihnya ketua rayon baru. Topik
yang sedang tidak ingin kubahas ditengah memanasnya iklim bola menjelang final
Piala Eropa. ‘Ris, kertas itu tak lagi kosong, telah ada ketua terpilih yang
mencatatkan namanya disana!’ sapanya bersemangat, ‘Iya, sudah tahu!’jawabku
datar.
Dia membenarkan letak duduknya dan mendekat ’aku tahu mengapa Solechan
bisa menang kemarin’ bisiknya berwibawa ala paranormal kondang Ki Joko Bodo.
Kulirik sedikit wajah lugunya namun kuputuskan berdiam saja tak menanggapi. Karena
kurang fokus sedikit saja, salah-salah kesebelasan Spanyol yang sedang
kumainkan gagal mengalahkan kesebelasan Italia. ‘Kamu mau tahu tidak?!’ suara
Abdul Jalil mulai meninggi.
‘Ini ada kaitannya dengan meningkatnya religiusitas kampus kita, tentang
peraturan kewajiban Sholat Berjama’ah!’ tambahnya tak kalah lantang. ‘Aku sudah
lama tak ke kampus Lil, Pasca PPL aku kan langsung KKN’ jawabku membela,
Berharap dia mengurungkan niat membahas dan segera meninggalkanku sendiri, dan
aku dapat melanjutkan permainan Spanyol melawan Italia di kaset WE terbaru
edisi Piala Eropa 2012. ‘Yah, Itu titik persoalannya ris!’. Balasnya cepat.
Sambil menekan tombol pause dan
memesankan teh botol untuknya sebagai simbol perdamaian. Ku bertanya penasaran
sekaligus heran ‘emang dimana letak keterkaitannya sahabat?’. Dul Jalil mulai bersila dan
menjawab dengan suara berat ‘Hmm..Begini Ris, Sholechan terpilih itu persis
sesuai prediksi saya’ kini tangannya mulai memelintir janggutnya yang hanya
tumbuh sekitar empat biji itu ‘Berdasarkan meditasi saya bersama Romo Junedo,
jargon PMII; Dzikir, Fikir, dan Amal Sholeh dapat digunakan memperediksi ketua
rayon baru’.
‘Dzikir yang diawali inisial D itu
menunjuk kepada Dullah, Fikir dengan inisial F itu menunjuk Farid, sedangkan
Amal Sholeh, A itu untuk Akhi, -Mal itu untuk Malikha, sedangkan yang terakhir
itulah satria paningit, Sholeh menunjuk kepada Solechan’. jawabnya percaya diri.
Jawaban itu kini betul-betul
membuatku sakit kepala, bau kemenyan seakan merebak seantro ruangan menebarkan
aroma mistis khas paranormal, ‘Sedangkan kaitan antara Sholat berjam’ah dengan
KKN itu karena Sholeh (baca; Solechan) telah mengalahkankan Amal (baca;
Akhi-Malikha), Lihat saja, Jama’ah yang hukumnya sunnah sekarang menjadi wajib
dan kegiatan sosial harus terhenti menjelang Jama’ah’. ‘berarti pak Dekan lebih
liberal dari Ulil Abshor Abdala donk, kan berani mengubah hukum Fiqih’
celetukku cengingisan.
Setelah mendengarkan lama ramalan
Dul Jalil, kini gantian kuteringat pada ramalan Ronggowarsito tentang bakal
datanganya ratu adil yang tersandikan dalam kata NOTO NOGORO. Presiden
Indonesia yang namanya tidak berakhiran dengan salah satu dari kata Noto Nogoro
tak pernah menjabat presiden lebih dari lima tahun. Sebut saja Habibie, Gusdur,
dan Megawati. Sedangkan SoekarNO, SoeharTO, dan YudhoyoNO yang berakhiran dengan
salah satu dari kata Noto Nogoro masing-masing telah menjabat lebih dari lima
tahun. ‘Ah, aku malah ikut-ikutan bicara mistis’ gerutuku sebal hari ini.
Sambil menyodorkan stick PS kepada
Jalil aku berusaha sebijak mungkin ’tidak penting siapa yang terpilih Lil, asal
dia mampu membawa PMII kedepan lebih baik, maka dia wajib kita dukung bersama.
‘Oww begitu ya? Gumamnya, ‘Iya! Karena orang sukses itu selalu menghasilkan
karya, sedangkan orang gagal menghasilkan alasan’.
‘Sudah-sudah, ayo kita bermain PS
saja’ ajakku mengalihkan topik pembicaraan ‘aku kan tidak bisa bermain PS
Ris!’. Protes Dul Jalil ‘Makanya kamu tak kasih Italia dan aku pegang Spanyol’
dan ‘Semoga Spanyol Juara malam ini’ batinku sembari menunggu final Piala Eropa
malam nanti, Semoga!